Pada saat itu Arya Ananda bangkit dari tempat duduknya lalu memohon Sang Buddha :
“O, Lokanatha Yang Termulia. Apa nama Sutra yang dikhotbahkan Sang Buddha ini ? Dan harus bagaimana melaksanakannya ?”
“O, Lokanatha Yang Termulia. Apa nama Sutra yang dikhotbahkan Sang Buddha ini ? Dan harus bagaimana melaksanakannya ?”
Sang Buddha bersabda kepada Arya Ananda :
“O, Arya Ananda. Sutra yang baru Kuuraikan ini disebut :
Juga dinamakan
(Saat sekarang biasanya disebut Amitayur Dhyana Sutra).
“O, Arya Ananda. Sutra yang baru Kuuraikan ini disebut :
“Sutra Vipasyana Alam Sukhavati dan Buddha Amitabha beserta Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta”.
Juga dinamakan
“Sutra membersihkan segala halangan supaya dapat dilahirkan di depan para Buddha”.
(Saat sekarang biasanya disebut Amitayur Dhyana Sutra).
Anda seyogyanya menghayati Sutra ini dengan seksama dan mengingatnya dalam-dalam tidak melupakan kata-kata-Ku.
Ketahuilah, barangsiapa melakukan meditasi dengan metode vipasyana ini, mereka dapat melihat Buddha Amitayus (Amitabha) dan kedua Bodhisattva-Mahasattva pada masa sekarang.
Jika terdapat para putra-putri yang berbudi pernah mendengar nama-nama Buddha, mereka dapat melenyapkan beberapa kalpa kesalahan-kesalahan “Janmamarana” yang berat, apalagi jika mereka bertekad melaksanakan “Perenungan Buddha” dan sebagainya.
O, Arya Ananda. Ketahuilah orang-orang yang berani memeluk Buddha Dharma dan melakukan “Perenungan Buddha” itu, mereka adalah teratai putih (pundarika) yang mulia dan jarang muncul dari kelompok manusia.
Juga, Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta menjadi teman baik mereka.
Pada saatnya mereka akan dilahirkan di alam Buddha dari para Buddha dan dalam waktu singkat mereka akan duduk dalam “Bodhi-mandala” memegang kewajiban maha mulia.
Jika terdapat para putra-putri yang berbudi pernah mendengar nama-nama Buddha, mereka dapat melenyapkan beberapa kalpa kesalahan-kesalahan “Janmamarana” yang berat, apalagi jika mereka bertekad melaksanakan “Perenungan Buddha” dan sebagainya.
O, Arya Ananda. Ketahuilah orang-orang yang berani memeluk Buddha Dharma dan melakukan “Perenungan Buddha” itu, mereka adalah teratai putih (pundarika) yang mulia dan jarang muncul dari kelompok manusia.
Juga, Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta menjadi teman baik mereka.
Pada saatnya mereka akan dilahirkan di alam Buddha dari para Buddha dan dalam waktu singkat mereka akan duduk dalam “Bodhi-mandala” memegang kewajiban maha mulia.
Sang Buddha berpesan kepada Arya Ananda :
“O, Arya Ananda. Ingatlah kata-kata-Ku dengan baik, dan ketahuilah jika anda dapat mengingat kata-kata-Ku dengan lengkap, kepahalaanmu tidak berbeda dengan para umat yang menyebut nama Buddha Amitayus (NAMO AMITABHA BUDDHAYA).”
Setelah Sang Buddha mengucapkan kata-kata tersebut, Arya Ananda, Arya Mahamaudgalyayana, Ratu Vaidehi serta para pengikutnya bergembira.
Kemudian Sang Buddha Sakyamuni melangkah ke angkasa kembali ke Vihara di Gunung Grdhrakuta.
“O, Arya Ananda. Ingatlah kata-kata-Ku dengan baik, dan ketahuilah jika anda dapat mengingat kata-kata-Ku dengan lengkap, kepahalaanmu tidak berbeda dengan para umat yang menyebut nama Buddha Amitayus (NAMO AMITABHA BUDDHAYA).”
Setelah Sang Buddha mengucapkan kata-kata tersebut, Arya Ananda, Arya Mahamaudgalyayana, Ratu Vaidehi serta para pengikutnya bergembira.
Kemudian Sang Buddha Sakyamuni melangkah ke angkasa kembali ke Vihara di Gunung Grdhrakuta.
Kemudian Arya Ananda mewakili Sang Buddha mengulangi pengajaran Buddha Sakyamuni kepada para pendengar yang sedang berkumpul di pesamuan besar itu.
Setelah selesai pengulangan tersebut, para hadirin, para Dewata dari berbagai surga, serta para Naga, Yaksa dan sebagainya bergembira mendengarkannya, kemudian ber-anjali menghadap Gunung Grdhrakuta menghormat Sang Buddha, lalu pergi.
Sutra Meditasi terhadap Buddha Amitayus yang disabdakan Buddha Sakyamuni telah selesai.