Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati
(7)
Sang Buddha Sakyamuni memberitahukan kepada Ratu Vaidehi :
“Ketahuilah, barangsiapa ingin melihat Buddha Amitabha, haruslah membangkitkan pikirannya lalu membayangkan sekuntum padma (bunga teratai merah) yang sangat besar tampil di bumi 7 mestika itu.
Setiap kelopak dan mahkota bunga itu berwarna 100 warna permata, juga mempunyai 84 ribu garis-garis seperti gambar-gambar surgawi, dan garis-garis itu memancarkan 84 ribu sinar.
Semua yang kita bayangkan harus tampak jelas. Juga setiap kelopak dan mahkota bunga dari bunga padma maha besar itu berukuran 250 yojana, jumlah kelopak dan mahkota bunga dalam setiap kuntum ada 84 ribu helai, dan di antara helaian-helaian itu terdapat 100 koti induk permata untuk memperindahnya.
Setiap permata memancarkan ribuan sinar ke atas bagaikan sebuah payung iram-iram yang maha besar dari 7 mestika untuk melindungi bumi-Nya.
Bunga padma yang demikian besar itu dipasang di atas Asana (takhta besar) terbuat dari permata “Sakrabhilagna”, dan dindingnya dihiasi 80 ribu permata dari “Vajra-kimsuka” beserta permata “Brahma-mani”, juga dihiasi dengan jaring-jaringan yang terbuat dari manikam ajaib.
Di atas takhta maha besar itu di pojok-pojoknya terdapat 4 saka dari dhvaja mestika, setiap dhvaja (panji besar) mestika besar dan tingginya bagaikan ratusan ribu koti Gunung Semeru.
Dan dikelilingi sehelai tirai mestika yang sangat besar dan panjang, sehingga keindahannya seperti istana mewah dari surga Yama.
Seluruh tirai mestika dihiasi 500 mutiara ajaib, setiap mutiara ajaib dapat memancarkan 84 ribu sinar dan setiap sinar berwarna keemasan yang banyaknya 84 ribu macam warna.
Setiap warna keemasan itu menyinari “bumi mestika” dan sinarnya dapat berubah-ubah.
Kadang-kadang berubah menjadi “Vajrasana” (takhta intan) maha besar, kadang-kadang berubah menjadi jaringan hiasan manikam, kadang-kadang menjadi awan dan bunga beraneka warna dan sebagainya.
Semua dari benda-benda jelmaan itu, sesuai dengan kehendak sang umat mengadakan kebaktian.
Inilah yang disebut “Perenungan Takhta Bunga” juga dinamakan vipasyana ketujuh”.
* * *
Setiap kelopak dan mahkota bunga itu berwarna 100 warna permata, juga mempunyai 84 ribu garis-garis seperti gambar-gambar surgawi, dan garis-garis itu memancarkan 84 ribu sinar.
Semua yang kita bayangkan harus tampak jelas. Juga setiap kelopak dan mahkota bunga dari bunga padma maha besar itu berukuran 250 yojana, jumlah kelopak dan mahkota bunga dalam setiap kuntum ada 84 ribu helai, dan di antara helaian-helaian itu terdapat 100 koti induk permata untuk memperindahnya.
Setiap permata memancarkan ribuan sinar ke atas bagaikan sebuah payung iram-iram yang maha besar dari 7 mestika untuk melindungi bumi-Nya.
Bunga padma yang demikian besar itu dipasang di atas Asana (takhta besar) terbuat dari permata “Sakrabhilagna”, dan dindingnya dihiasi 80 ribu permata dari “Vajra-kimsuka” beserta permata “Brahma-mani”, juga dihiasi dengan jaring-jaringan yang terbuat dari manikam ajaib.
Di atas takhta maha besar itu di pojok-pojoknya terdapat 4 saka dari dhvaja mestika, setiap dhvaja (panji besar) mestika besar dan tingginya bagaikan ratusan ribu koti Gunung Semeru.
Dan dikelilingi sehelai tirai mestika yang sangat besar dan panjang, sehingga keindahannya seperti istana mewah dari surga Yama.
Seluruh tirai mestika dihiasi 500 mutiara ajaib, setiap mutiara ajaib dapat memancarkan 84 ribu sinar dan setiap sinar berwarna keemasan yang banyaknya 84 ribu macam warna.
Setiap warna keemasan itu menyinari “bumi mestika” dan sinarnya dapat berubah-ubah.
Kadang-kadang berubah menjadi “Vajrasana” (takhta intan) maha besar, kadang-kadang berubah menjadi jaringan hiasan manikam, kadang-kadang menjadi awan dan bunga beraneka warna dan sebagainya.
Semua dari benda-benda jelmaan itu, sesuai dengan kehendak sang umat mengadakan kebaktian.
Inilah yang disebut “Perenungan Takhta Bunga” juga dinamakan vipasyana ketujuh”.
* * *
Sang Buddha memberitahukan kepada Arya Ananda :
“Ketahuilah O, Arya Ananda. Bunga padma ajaib yang demikian besar yang Kukatakan tadi, ada karena kekuatan “Pranidhana” (nadar utama) Bhiksu Dharmakara sewaktu melaksanakan Dharma Agung.
Maka barangsiapa ingin melaksanakan metode “Perenungan Buddha Amitabha”, mereka harus merenung “Takhta Bunga Padma”, harus menyatukan pikirannya dan hatinya tidak boleh kusut atau terikat pada objek lain, pemuja harus mengamati bayangan gambaran takhta bunga secara teliti dan diamati satu persatu setiap bagiannya,
yakni : setiap kelopak dan mahkota bunga, setiap permata, setiap sinar, setiap takhta serta setiap dhvaja, semuanya sampai tampak nyata, bagaikan orang bercermin wajahnya pada cermin yang terang.
Jika “Perenungan Takhta Bunga Padma” telah berhasil, maka si pemuja telah melenyapkan 50 ribu koti kalpa kesalahan-kesalahan dari “Janmamarana”, dan pasti dilahirkan di alam Sukhavati setelah ia meninggal dunia.
Ketahuilah “Vipasyana Takhta Bunga Padma” ini merupakan vipasyana yang benar, jika dengan cara yang lain disebut vipasyana keliru”.
“Ketahuilah O, Arya Ananda. Bunga padma ajaib yang demikian besar yang Kukatakan tadi, ada karena kekuatan “Pranidhana” (nadar utama) Bhiksu Dharmakara sewaktu melaksanakan Dharma Agung.
Maka barangsiapa ingin melaksanakan metode “Perenungan Buddha Amitabha”, mereka harus merenung “Takhta Bunga Padma”, harus menyatukan pikirannya dan hatinya tidak boleh kusut atau terikat pada objek lain, pemuja harus mengamati bayangan gambaran takhta bunga secara teliti dan diamati satu persatu setiap bagiannya,
yakni : setiap kelopak dan mahkota bunga, setiap permata, setiap sinar, setiap takhta serta setiap dhvaja, semuanya sampai tampak nyata, bagaikan orang bercermin wajahnya pada cermin yang terang.
Jika “Perenungan Takhta Bunga Padma” telah berhasil, maka si pemuja telah melenyapkan 50 ribu koti kalpa kesalahan-kesalahan dari “Janmamarana”, dan pasti dilahirkan di alam Sukhavati setelah ia meninggal dunia.
Ketahuilah “Vipasyana Takhta Bunga Padma” ini merupakan vipasyana yang benar, jika dengan cara yang lain disebut vipasyana keliru”.