Halaman

Metode 6


Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati

(6) 


Sang Buddha menyambung : 

“Lagi, pada setiap wilayah dari Bumi Suci Sukhavati” yang terbuat dari berbagai permata jenis permata itu, terdapat 500 koti pagoda-pagoda besar serta gedung-gedung yang tinggi.


Dalam gedung tinggi itu terdapat para Dewata rupawan yang banyaknya tak dapat diperhitungkan, mereka sedang menyanyi dan menari dengan tari-tarian surgawi.


Juga terdapat banyak alat musik surgawi tergantung di langit, semuanya seperti panji-panji mestika surga dan berbunyi terus-menerus tanpa ada yang memainkannya.


Bunyi musik surgawi yang berbunyi sendiri itu, mengumandangkan Dharma untuk perenungan Buddha, Bhiksu-Sangha dan sebagainya.



Ketahuilah, jika perenungan ini telah dicapai, maka kita disebut “Telah Melihat Kolam Mestika”, “Bumi Mestika” dan “Pohon Mestika” secara ringkas.


Inilah yang disebut "Perenungan Umum" juga dinamakan “vipasyana keenam”.


* * *



Sang Buddha menerangkan lagi :

“Barangsiapa dapat melihat yang tersebut dalam vipasyana keenam dengan jelas, pasti ia dapat memusnahkan beberapa koti kesalahan terberat, jika ia meninggal dunia pasti dilahirkan di negeri Buddha Amitabha.


Ketahuilah, barangsiapa melaksanakan vipasyana dengan metode ini disebut “Vipasyana Yang Benar”. Jika si pemuja melakukan dengan cara lain disebut “Vipasyana Keliru” akan susah mencapai tujuan dan cita-citanya."


* * *




Sang Buddha bersabda kepada Arya Ananda dan Ratu Vaidehi :

“Dengarlah baik-baik dan pikirkanlah dalam-dalam. Sekarang Aku akan mengkhotbahkan metode penting untuk memusnahkan segala penderitaan dengan rinci kepada kamu. Kalian seyogyanya mengingat betul dan kemudian melaksanakannya. Untuk para umat yang ingin membebaskan diri, ajarlah mereka satu persatu dengan cara yang jelas.”


Baru saja Sang Buddha Sakyamuni selesai bersabda, Buddha Amitayus (Amitabha) tiba-tiba menampakkan diri-Nya dan berdiri di angkasa, dua Bodhisattva Mahasattva yaitu : Avalokitesvara dan Mahasthamaprapta juga berdiri di kiri dan kanan-Nya.


Karena pancaran cahaya dari tubuh Beliau terlampau tajam, maka susah untuk melihatnya dengan nyata. Sinar yang demikian tajam itu tidak bisa dibandingkan walaupun dengan sekumpulan sinar emas “Jambunada” yang banyaknya beratus-ratus kilogram.


Pada saat itu Ratu Vaidehi, setelah melihat tubuh Buddha Amitayus yang tampak di depannya, hatinya menjadi terharu lalu ia ber-anjali memberi hormat dengan memegang kaki Buddha Sakyamuni seraya berkata :


“O, Lokanatha Yang Termulia. Sekarang saya telah diberkati kekuatan Sang Buddha, maka saya dapat melihat Buddha Amitayus beserta kedua Bodhisattva Mahasattva.


Tetapi, para umat masa mendatang, bagaimanakah mereka dapat melihat wajah Sang Buddha Amitayus (Amitabha) ?”