Halaman

Metode 5

Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati

(5) 


Sang Buddha melanjutkan: 

“Kemudian melaksanakan vipasyana air, yakni air yang bersifat 8 budi jasa yaitu :

1. Jernih murni,
2. Sejuk segar,
3. Sifat manis,
4. Lembut,
5. Menyuburkan,
6. Menenangkan,
7. Daya pencegah bencana,
8. Daya menghasilkan.



Air dari kolam-kolam tersebut semuanya terdiri oleh 7 mestika, bermutu tinggi dan lembut, berasal dari “Cintamani-raja” (induk permata).


Waktu keluar dari induk permata, air tersebut mengalir dalam 14 saluran sangat besar, dan setiap saluran air itu berwarna 7 mestika yang ajaib.


Semua saluran terbuat dari mestika, dasarnya ditaburi pasir intan beraneka warna, sehingga airnya menjadi indah.


Dan pada permukaan air yang mengalir dalam saluran besar itu terdapat bunga padma dari 7 mestika sebanyak 60 koti, setiap bunga padma itu diameternya sekitar 12 yojana.


Waktu air permata mengalir ke tengah-tengah bunga teratai besar, terus naik ke tangkai bunga sampai ke makhotanya, seperti air mancur, lalu turun lagi lewat tangkai bunga ke bawah dan ke kolam, sehingga keluar suara yang sangat menakjubkan dan terus mengumandangkan Dharma-Dharma penting, seperti: Dukkha, Sunya, Anitya dan Anatman beserta berbagai Paramita.


Di antara suara air demikian merdu itu, juga menyanjung dan memuji para Buddha, tanda-tanda bagus dan ciri-ciri-Nya yang demikian bagus dan sempurna.


Cintamani-raja” tersebut bukan saja dapat mengeluarkan air yang bersifat 8 Budi jasa, juga dapat mengeluarkan sinar keemasan yang sangat menakjubkan dan terang benderang.


Kemudian sinar yang sangat terang itu berubah menjadi unggas-unggas yang disebut burung “Sataratnarupa” (burung berwarna ratusan mestika).


Unggas-unggas mestika itu berkicau dengan suara sangat merdu didengar, semua menyanjung serta memuji para pemuja yang tekun merenungkan Buddha, Dharma dan Sangha.


Inilah yang disebut “Perenungan Air yang bersifat 8 Budi jasa” dinamakan vipasyana kelima.”