Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati
(3)
Sang Buddha bersabda lagi :
“Walaupun vipasyana kedua ini telah berhasil, tapi si pemuja masih perlu mengulangi vipasyana tersebut berkali-kali sehingga setiap yang Kukatakan di atas itu dapat tergambar dalam mata, dengan mata tertutup maupun mata terbuka, gambaran itu terus ada dan tidak lenyap kecuali pada waktu makan.
Setiap saat ia harus membangkitkan perenungannya, supaya gambaran itu tetap ada dalam ingatannya. Inilah yang dinamakan “Vipasyana Bumi Sukhavati” secara ringkas.
Jika si pemuja telah memperoleh Samadhi dalam melaksanakan “Vipasyana Bumi Sukhavati”, mereka dapat melihat keadaan bumi Sukhavati dengan jelas, segala sesuatu di negeri Buddha itu tampak semakin lama semakin jelas dalam penglihatannya, sehingga tidak mudah mengungkapkan semua yang tergambar dalam perenungan itu.
Inilah yang disebut “Perenungan Bumi” juga dinamakan “vipasyana ketiga”.
“Walaupun vipasyana kedua ini telah berhasil, tapi si pemuja masih perlu mengulangi vipasyana tersebut berkali-kali sehingga setiap yang Kukatakan di atas itu dapat tergambar dalam mata, dengan mata tertutup maupun mata terbuka, gambaran itu terus ada dan tidak lenyap kecuali pada waktu makan.
Setiap saat ia harus membangkitkan perenungannya, supaya gambaran itu tetap ada dalam ingatannya. Inilah yang dinamakan “Vipasyana Bumi Sukhavati” secara ringkas.
Jika si pemuja telah memperoleh Samadhi dalam melaksanakan “Vipasyana Bumi Sukhavati”, mereka dapat melihat keadaan bumi Sukhavati dengan jelas, segala sesuatu di negeri Buddha itu tampak semakin lama semakin jelas dalam penglihatannya, sehingga tidak mudah mengungkapkan semua yang tergambar dalam perenungan itu.
Inilah yang disebut “Perenungan Bumi” juga dinamakan “vipasyana ketiga”.
Sang Buddha bersabda kepada Arya Ananda bahwa ia harus mengingat apa yang dikhotbahkan Sang Buddha dengan tekun, dan demi para umat di masa mendatang yang ingin membebaskan diri dari penderitaan, ia harus mengajari mereka dengan metode “Vipasyana Bumi Buddha” yang bermanfaat ini.
Sang Buddha melanjutkan :
“O, Arya Ananda, ingatlah baik-baik. Barangsiapa pernah melaksanakan metode ini dan mereka telah melihat Bumi Buddha, maka berarti si pemuja telah melenyapkan kesalahan-kesalahan dari “Janmamarana” (kesalahan-kesalahan yang ditimbun setiap kali kelahiran dan kematian) sebanyak 80 juta. Dan setelah ia meninggal dunia dengan hati yang teguh, ia pasti lahir di alam suci Buddha.
Ketahuilah, vipasyana dengan metode ini disebut “vipasyana benar”. Jika si pemuja melakukan dengan cara yang lain dari ini, maka vipasyananya disebut “vipasyana keliru” dan mereka akan sulit mencapai cita-citanya.
“O, Arya Ananda, ingatlah baik-baik. Barangsiapa pernah melaksanakan metode ini dan mereka telah melihat Bumi Buddha, maka berarti si pemuja telah melenyapkan kesalahan-kesalahan dari “Janmamarana” (kesalahan-kesalahan yang ditimbun setiap kali kelahiran dan kematian) sebanyak 80 juta. Dan setelah ia meninggal dunia dengan hati yang teguh, ia pasti lahir di alam suci Buddha.
Ketahuilah, vipasyana dengan metode ini disebut “vipasyana benar”. Jika si pemuja melakukan dengan cara yang lain dari ini, maka vipasyananya disebut “vipasyana keliru” dan mereka akan sulit mencapai cita-citanya.