Halaman

Metode 16


Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati

(16) 


Sang Buddha bersabda kepada Arya Ananda dan Ratu Vaidehi :

“Vipasyana keenambelas yang akan Kuuraikan, juga terdapat 3 bagian”.



Krtsna Perenungan Terlahir Tingkat Rendah, Bagian Pertama.


Jika terdapat orang berbuat kejahatan, sungguh-pun tidak mencela Sutra Vaipulya atau ajaran “Kendaraan Agung” yang diajarkan Sang Buddha, tetapi ia tidak tahu malu dan sering berbuat kejahatan tanpa penyesalan.


Jika menjelang kematiannya, kebetulan ia bertemu dengan tokoh bijak (Maitrayani), yang sanggup menjelaskan judul-judul nama-nama dari “Dvadasa-Dharmapravacana-Mahayana” kepada orang tersebut.


Karena terbekati pengertian nama sutra-sutra tersebut, maka karma buruknya yang meliputi ribuan kalpa akan lenyap.


Selanjutnya tokoh bijak mengajarkan pula cara ber-namaskara dan menyebut NAMO AMITABHA BUDDHAYA.


Dengan demikian ia terbebas dari kesalahan-kesalahan “Janmamarana” selama 50 koti kalpa.


Pada saat itu Buddha Amitabha akan mengirimkan “Nirmita” Buddha beserta “Nirmita” Avalokitesvara dan “Nirmita” Mahasthamaprapta datang ke depan umat itu seraya memuji :


“O, Putra yang berbudi. Karena engkau telah menyebut nama Buddha Amitabha, maka karma beratmu telah lenyap, maka kami datang menyambutmu.”


Ketika ucapan tersebut selesai, sang umat lalu melihat cahaya terang keluar dari “Nirmita” Buddha memenuhi ruangannya, batinnya menjadi gembira lalu meninggal dengan tenang serta merasa dirinya naik bunga padma, mengikuti rombongan “Nirmita” Buddha dan lahir di kolam mestika di alam Sukhavati.


Kemudian setelah 49 hari bunga padma itu mekar, sementara itu Maha Karuna Bodhisattva Avalokitesvara dan Maha Kuasa Bodhisattva Mahasthamaprapta, memancarkan sinar hidup dari tengah kening-Nya menyinari badan umat itu, lalu mengkhotbahkan 12 bagian Tripitaka Mahayana yang mendalam kepadanya.


Setelah mendengarkannya ia menyadari dan meyakininya lalu membangkitkan “Bodhicitta”.


Sejak itu setelah 10 kalpa kecil lamanya, ia akan mencapai “Sata-dharma-vidya mukha” dan mencapai bhumi pertama Bodhisattva.


Inilah Perenungan Terlahir Tingkat Rendah, Bagian Pertama.


* * *




Krtsna Perenungan Terlahir Tingkat Rendah, Bagian Kedua.


Jika ada orang telah melanggar Pancasila, Atha sila, sila Bhiksu lengkap, mencuri milik Sangha atau milik Bhiksu, tanpa rasa malu, dan sebagainya, maka sesuai dengan karma-karmanya ia akan masuk neraka, api neraka yang menyala-nyala akan menimpa dirinya saat ia meninggal.


Jika ia kebetulan dapat menemui seorang tokoh bijak yang maîtri-karuna, yang rela menjelaskan “Tathagata-dasabala” Buddha Amitabha, memuji cahaya Buddha serta kesaktian “Rddhivasita”-Nya.


Juga menguraikan tentang sila, samadhi, prajna, vimoksadan sebagainya, sehingga sang umat dapat melenyapkan 80 koti kalpa kesalahan-kesalahan “Janmamarana”.


Api neraka yang menyala-nyala akan berubah menjadi angin semilir yang menebarkan bunga-bunga surga ke depannya.


Di atas bunga surga itu terdapat beberapa “Nirmita” Buddha serta para “Nirmita” Bodhisattva yang datang menyambutnya, dengan hanya sekilas pikiran ia akan terlahir di kolam 7 mestika alam Sukhavati di dalam sekuntum bunga padma besar.


Setelah 6 kalpa besar lamanya, bunga padma itu akan mekar, datanglah Sang Avalokitesvara dan Sang Mahasthamaprapta ke depannya, Beliau menguraikan Sutra-Sutra “Kendaraan Agung” kepada sang umat.


Setelah ia mendengar Dharma luhur itu, ia dapat membangkitkan “Bodhicitta”nya yang luhur.


Inilah yang disebut Perenungan Terlahir Tingkat Rendah, Bagian Kedua.


* * *




Krtsna Perenungan Terlahir Tingkat Rendah, Bagian Ketiga


Akhirnya, akan makhluk-makhluk yang terlahir di tingkat terendah.


Jika ada seseorang yang melakukan perbuatan jahat, dan melakukan 10 perbuatan jahat, lima karma buruk yang berat dan sebagainya, orang itu, karena bodoh dan bersalah atas banyak kejahatan, seharusnya jatuh ke alam-alam rendah dan menderita selama ber-kalpa-kalpa.


Di menjelang kematian jika ia bertemu dengan guru yang baik dan terpelajar, yang mengajar dan menyemangati ia dalam berbagai cara, mengkhotbahkan padanya dharma yang agung dan menginstruksikan cara merenungkan Buddha, tetapi ia, terganggu oleh rasa sakit, tidak mempunyai waktu untuk berpikir tentang Buddha.



Seorang teman yang baik akan berkata padanya :

“Biarpun kamu tidak dapat melatih perenungan pada Buddha, kamu setidaknya dapat melafalkan nama “Buddha Amitayus”. 


Biarkan ia melakukannya dengan tulus dengan suara tanpa putus; biarkan ia (terus menerus) berpikir tentang Buddha sampai ia telah menyelesaikan pikiran itu sepuluh kali, mengulang formula “Namo Amitabha Buddha / Terpujilah Buddha Amitayus).


Dengan kekuatan kebajikannya melafal nama Buddha tersebut, selama setiap pelafalan, menghapuskan karma buruk yang akan membawanya ke kelahiran dan kematian selama delapan puluh juta kalpa.


Dia akan, ketika mati, melihat bunga teratai emas seperti lingkaran matahari muncul di depan matanya; seketika ia akan lahir di alam sukhavati.


Setelah dua belas kalpa besar bunga teratai akan mekar; dimana Bodhisattva Avalokitesvara dan Mahastamaprapta, dengan suara dimotivasi welas asih, akan mengajarkan kepadanya dengan rinci keadaan sebenarnya dari realitas dan hukum penghapusan karma.


Ketika mendengarnya ia akan bersuka cita dan mengarahkan pikirannya pada pencapaian pencerahan.


Demikianlah makhluk-makhluk yang akan lahir di tingkat terendah bagian ketiga.


Meditasi pada tiga bagian terendah itu adalah vipasyana keenambelas.