Enam Belas Metode Perenungan Menuju Sukhavati
(1)
Kemudian Sang Buddha memberitahukan kepada Ratu Vaidehi :
“Kamu, juga para umat sekalian harus memusatkan pikiran lalu mencurahkan seluruh perhatian pada salah satu krtsna (Pali: Kasina, obyek meditasi) seperti merenungi alam Sukhavati.
Bagaimana caranya jika kita akan melakukan vipasyana yang pertama ?”
Sang Buddha melanjutkannya :
“Ketahuilah, setiap pemuja mempunyai mata di kepala masing-masing sejak lahir, mereka bukan orang buta, mereka dapat melihat matahari menjelang terbenam di sebelah barat.
Sekarang bangkitkanlah segenap batinmu dan duduk bersila dan muka tetap menghadap ke barat, pandanglah matahari yang akan terbenam itu.
Dengan konsentrasi penuh pandanglah terus tanpa memindahkan matamu baik sekilaspun.
Hingga kamu dapat memperoleh kesan yang jelas bahwa gambaran matahari tampak sebagai gendang atau bola besar tergantung di tepi langit, dan kesan itu tercerap ke dalam ingatan kita, sehingga objek itu dapat dilihat secara terang, baik dengan mata tertutup maupun mata terbuka.
Ini adalah bentuk latihan krtsna pertama dengan cara merenung matahari terbenam.
Maka disebut “Perenungan Matahari” juga dinamakan “vipasyana pertama”.
Kemudian Sang Buddha memberitahukan kepada Ratu Vaidehi :
“Kamu, juga para umat sekalian harus memusatkan pikiran lalu mencurahkan seluruh perhatian pada salah satu krtsna (Pali: Kasina, obyek meditasi) seperti merenungi alam Sukhavati.
Bagaimana caranya jika kita akan melakukan vipasyana yang pertama ?”
Sang Buddha melanjutkannya :
“Ketahuilah, setiap pemuja mempunyai mata di kepala masing-masing sejak lahir, mereka bukan orang buta, mereka dapat melihat matahari menjelang terbenam di sebelah barat.
Sekarang bangkitkanlah segenap batinmu dan duduk bersila dan muka tetap menghadap ke barat, pandanglah matahari yang akan terbenam itu.
Dengan konsentrasi penuh pandanglah terus tanpa memindahkan matamu baik sekilaspun.
Hingga kamu dapat memperoleh kesan yang jelas bahwa gambaran matahari tampak sebagai gendang atau bola besar tergantung di tepi langit, dan kesan itu tercerap ke dalam ingatan kita, sehingga objek itu dapat dilihat secara terang, baik dengan mata tertutup maupun mata terbuka.
Ini adalah bentuk latihan krtsna pertama dengan cara merenung matahari terbenam.
Maka disebut “Perenungan Matahari” juga dinamakan “vipasyana pertama”.